NUSANTARABARUNEWS.COM – Banjir bandang melanda beberapa wilayah di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, pada Jumat (22/11/2024), menelan dua korban jiwa dan menyebabkan kerusakan parah di tiga kecamatan: Sayur Matinggi, Batang Angkola, dan Angkola Sangkunur. Puluhan rumah hanyut, sementara ratusan lainnya terendam lumpur akibat luapan Sungai Malombu dan Lobu Uhom.
Kepala BPBD Tapanuli Selatan, Umar Halomoan, menjelaskan bahwa banjir dipicu oleh hujan deras yang berlangsung tanpa henti selama lebih dari delapan jam. “Kami telah menyalurkan bantuan darurat berupa makanan, selimut, dan kebutuhan pokok lainnya. Upaya perbaikan infrastruktur vital, seperti akses jalan yang tertutup lumpur, terus dilakukan,” ujarnya.
Tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, dan relawan kebencanaan juga mendirikan posko pengungsian di desa-desa terdampak, yaitu Siunjam Sipange, Huta Padang, dan Hurase. Fokus utama saat ini adalah distribusi air bersih dan layanan kesehatan untuk para pengungsi, yang jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan keluarga.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau warga di wilayah rawan untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan. “Masyarakat diharapkan segera mengungsi jika terjadi hujan deras yang berkepanjangan atau tanda-tanda luapan sungai,” ujar perwakilan BNPB.
Upaya pembersihan material lumpur di fasilitas umum dan rumah warga tengah dilakukan secara gotong royong. Meski banjir telah surut di beberapa lokasi, kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah, dengan kerusakan signifikan pada rumah, fasilitas umum, dan lahan pertanian.
Berikut beberapa foto kondisi di lapangan, yang menunjukkan kerusakan parah akibat banjir:
Desa Siunjam Sipange: Rumah-rumah rusak dan tertutup lumpur.
Sungai Malombu: Arus deras yang menyeret bangunan.
Pengungsian: Tenda darurat yang dipadati warga terdampak.
Pemerintah daerah mengajak semua pihak untuk bekerja sama menghadapi bencana ini, dengan tetap memprioritaskan keselamatan warga. Warga juga diimbau untuk mengikuti informasi cuaca dari BMKG demi mengantisipasi potensi bencana lanjutan.(**)