NUSANTARABARUNEWS.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang terus memperkuat sinergitas antar stakeholder untuk menjaga stabilitas harga pangan dan ketersediaan bahan pokok, yang sangat bergantung pada kerja sama yang solid, responsif, dan berorientasi pada kepentingan masyarakat. Sebab, penguatan sinergitas melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Serang sangat penting, terlebih menjelang Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Hal itu disampaikan Staf Ahli Bupati Serang Bidang Pembangunan Ekonomi dan Keuangan Zaldi Dhuhana. Kata dia, menjelang perayaan Nataru, kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok dan layanan cenderung meningkat. Hal ini seringkali memicu tekanan pada harga barang, distribusi, dan pasokan, sehingga berpotensi mempengaruhi inflasi.
“Oleh karena itu, inflasi menjadi tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat luas,” kata Zaldi melalui keterangan tertulisnya pada Selasa, 26 November 2024.
Zaldi menyebutkan, momen akhir tahun selalu identik dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, baik dari sisi konsumsi maupun mobilitas, di mana situasi ini kerap kali memicu tekanan pada harga bahan pokok dan kebutuhan penting lainnya. “Apabila tidak diantisipasi dengan baik, dapat mempengaruhi tingkat inflasi di daerah kita,” katanya.
Guna mengantisipasi semua hal tersebut, jelas Zaldi, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Serang melalui TPID menggelar rapat koordinasi sinergitas pengendalian inflasi dalam persiapan jelang Natal dan Tahun Baru pada pekan kemarin di Kecamatan Anyer. Bertujuan untuk memperkuat sinergi antar-stakeholder.
Zaldi menegaskan, dalam upaya pengendalian inflasi, sinergitas dan kolaborasi antar-stakeholder menjadi hal yang sangat penting. Untuk itu, pihaknya menekankan beberapa langkah strategis yang harus diprioritaskan, memastikan ketersediaan stok bahan pokok di pasar-pasar, serta koordinasi antara pemerintah daerah, distributor, dan pelaku usaha harus lebih intensif, terutama dalam menghadapi lonjakan permintaan menjelang Natal dan Tahun Baru.
Di antaranya, melancarkan distribusi barang hingga ke pelosok wilayah, melakukan operasi pasar secara berkala, mengantisipasi potensi gangguan cuaca, memberikan edukasi kepada masyarakat terkait belanja bijak, dan menghindari panic buying, yang sering kali menjadi salah satu penyebab lonjakan harga di pasar.
“Saya mengimbau OPD terkait untuk terus memantau dan melaporkan perkembangan harga secara real-time, sehingga kebijakan yang diambil dapat lebih responsif dan tepat sasaran,” tandasnya.
Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Serang, Febrian Ripera, mengatakan, pada tahun ini hingga November 2024, tingkat inflasi Kabupaten Serang berada di kisaran 2,95 persen. “Namun, potensi peningkatan menjelang Desember cukup signifikan, mengingat tren yang sama dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Berdasarkan data dari Diskoumperindag Kabupaten Serang, sebut Febrian, harga beberapa komoditas strategis saat ini meliputi beras medium sebesar Rp 12.000 per kilogram, minyak goreng curah Rp 18.000/liter, daging ayam ras Rp 35.000 per kilogram, cabai merah Rp 25.000 per kilogram, dan telur ayam boiler Rp 26.000 per kilogram.
“Kenaikan harga pada beberapa komoditas di atas nantinya perlu menjadi perhatian kita semua agar daya beli masyarakat tetap terjaga, khususnya bagi kelompok rentan,” paparnya.
Febrian menambahkan, Kabupaten Serang adalah daerah dengan potensi yang besar dalam menjaga stabilitas ekonomi. Dengan wilayah yang strategis sebagai salah satu jalur logistik nasional dan pusat aktivitas masyarakat. “Kita memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan keseimbangan ekonomi daerah, terutama di momen-momen krusial seperti ini,” tuturnya. (**)