Nganjuk, NBN.COM — Dugaan proyek fiktif terjadi di Desa Putren, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dengan adanya dua proyek pembangunan yang tidak disertai papan nama kegiatan maupun prasasti.
Berdasarkan informasi proyek tersebut menggunakan anggaran DD tahun 2024, namun tidak diketahui oleh warga dikarenakan tidak adanya transparansi sejak awal proses dan terkesan tertutup, bahkan pada berita yang beredar menyebutkan tanpa sosialisasi maupun pelibatan warga sekitar.
“Tidak ada papan nama, tidak ada prasasti. Kami sebagai warga tidak tahu dana dari mana, dikerjakan oleh siapa dan untuk apa,” ucap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, dikutip dari situs berita www.manggarainews.com, pada Sabtu (28/6/2025)
Temuan media di lapangan, ada dua proyek yang tidak disertai prasasti atau papan nama kegiatan, yaitu Tembok Penahan Tanah (TPT) di Dusun Ngrandu dan pagar pendopo Kantor Desa Putren.
Wisnu Anang Prabowo Camat Sukomoro ketika dikonfirmasi menyampaikan ucapan terima kasih dan akan melakukan kroscek.
“Mosok to mas….?! Coba tak cek nya Malih.. Matur suwun informasinya… (Masa sih mas…. ?! Coba saya cek nya Lagi.. Terima kasih informasinya… red),” tulis mantan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Sukomoro yang akrab disapa Wisnu, melalui pesan aplikasi WhatsApp, pada Senin (30/6/2025).
Ketika ditanya terkait pemasangan papan nama kegiatan maupun prasasti, Wisnu mengatakan bahwa dirinya telah menghubungi Kades untuk kroscek langsung ke lapangan.
“Gini mas, Ini tadi Pak Lurah (Kades red) sudah saya konfirmasi, saya juga ingin mengecek secara langsung, itu papan nama sudah ada tinggal pasang saja, katanya besok mau dipasang, besok tak kawal pemasangannya,” kata Wisnu melalui sambungan telepon aplikasi WhatsApp.
Wisnu menambahkan bahwa, pemasangan papan nama kegiatan tidak bisa pada hari tersebut dikarenakan tukang pasangnya masih ada kesibukan lain.
“Itu Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) tahun 2024 kalau nggak salah. Menurut Pak Kades sih itu 2024,” imbuh Wisnu.
Wisnu mengungkapkan bahwa, Kades Putren terkadang sulit dihubungi melalui sambungan telepon, dikarenakan handphonenya terkadang ditinggal keluar dan kadang dibuat mainan oleh anaknya.
“Kok panjenengan sih mas, kadang saya juga sulit kok menghubungi, kadang hp-nya ditinggal, kadang juga dibuat mainan anaknya. Berdasarkan informasi yang saya terima, namun biasanya telepon balik kok,” ujarnya.
Sementara Joko Siswanto Kades Putren ketika didatangi di Kantor Desa Putren untuk diwawancarai, dia enggan menyampaikan penjelasan apapun kepada tim awak media.
“Nggak saya tidak akan menyampaikan apapun sekarang, Rabu saja nanti ketemu saya, tak kondisikan, dan hari Rabu nanti saya jelaskan,” kata Joko Siswanto sembari meninggalkan tim awak media dari ruang kerjanya ke ruangan lain, pada Senin (30/6/2025). (Asis)