NUSANTARABARUNEWS.COM — Menteri Ketenagakerjaan Yassierli berpendapat Badan Kejuruan Teknik Industri Persatuan Insinyur Indonesia (BKTI-PII) memiliki peran strategis dalam program Gerakan Peningkatan Produktivitas Nasional (GPPN) yang akan digulirkan Kemnaker pada tahun 2025 ini.
Dukungan BKTI-PII sangat dibutuhkan karena GPPN membutuhkan ahli-ahli produktivitas, sebagai langkah strategis untuk menciptakan industri Indonesia yang lebih kompetitif dan maju.
Penegasan tersebut dikemukakan oleh Yassierli dalam Pelantikan Kepengurusan BKTI PII periode 2024-2027 bertema ‘Hilirisasi Industri, Membangun Indonesia Emas’ di Jakarta, Jumat (31/1/2025) malam.
“BKTI-PII harus bisa memiliki peran signifikan berkontribusi untuk bangsa, terutama mengatasi produktivitas pekerja yang masih rendah, ” kata Yassierli.
Dijelaskan Yassierli, gambaran (produktivitas versus pekerja) yang mengkhawatirkan saat ini yakni sebagian besar pekerja berada pada industri yang produktivitasnya rendah dan hanya sebagian kecil pekerja berada pada industri yang produktivitas tinggi.
“Sehingga ini menjadi challenge (tantangan) bagi BKTI-PII. Sedangkan Pak Presiden Prabowo akan keluar dengan program-program prioritas, salah satunya adalah hilirisasi, ” katanya.
Yassierli berharap BKTI-PII mampu mengorganisir para konsultan/ahli produktivitas untuk membantu perusahaan/industri yang ada di Indonesia. Termasuk sektor Industri prioritas untuk dibenahi sehingga dapat membantu peningkatan produktivitas nasional dan pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan hingga 2045 menjadi Indonesia Emas
Dalam kesempatan tersebut, Yassierli mengucapkan selamat bekerja kepada pengurus BKTI-PII yang baru dilantik dan menunggu program-program yang dapat disinkronkan dengan Kemnaker. Yassierli meyakini BKTI-PII memiliki peranan penting dalam memberikan masukan kepada Kemnaker dalam mengelola ketenagakerjaan di Indonesia.
“Saya yakin BKTI-PII memiliki peran strategis karena kita butuh konsultan/ahli produktivitas yang akan membawa perubahan besar bagi industri dan dunia kerja Indonesia, ” ujar Ketua Dewan Pembina BKTI-PII tersebut.(**)